Ujung Kulon, a very nice wild trip, beautiful islands where could be reach for 3 days with good budget. Very Recomended for Jakarta' sweet escape.
|
Pulau Peucang, Ujung Kulon. |
Kira-kira begitulah serangkaian kalimat yang bisa menggambarkan trip saya ke Ujung Kulon. Sebagai pekerja kantoran yang tidak memiliki waktu banyak untuk travelling, saya selalu menyisihkan waktu weekend khusus untuk lari dari hirup pikuk kota. Gak terbayang kalau tiap hari terbalut asap kendaraan, menghirup polusi kota, terpaksa menghadapi kemacetan jalan, dan harus menghadapi hal yang sama di saat weekend. Kayanya kenikmatan hidup di rampas aja haha. |
Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Cerita weekend kali ini, saya terdampar di sebuah pulau dekat Jakarta, gak dekat sih 8 jam perjalanan darat plus 4 jam nyebrang kapal. Sebenernya sama aja kaya waktu perjalanan ke Jakarta-Yogyakarta, tapi karena Ujung Kulon bisa di sebrangi dari Banten jadi terlihat lebih dekat aja sama Jakarta. |
On the way to Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Ketika berencana ke Ujung Kulon, pastikan kalau tidak berangkat sendiri, karena jatuhnya akan mahal dibandingkan kalau berangkat bareng dan bisa sharing cost. Berangkat dengan 17 orang lainnya, ini pertama kalinya buka open trip untuk sharing cost, tapi sebenernya yang ikut ya temen-temen yang kenal juga sih. Bedanya saya dan partner yang arrange semuanya. |
Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Perjalanan dimulai pukul 21.00 dari Jakarta menuju ke Banten melewati Cilegon dan Anyer. Sepanjang 8 jam perjalanan yang muncul di ingatan cuma kepala yang kejedot sana-sini, posisi duduk yang terpental-pental, sisanya bunga tidur haha. Berasa ilang ingatan tau-tau udah sampai di rumah Pak Koni (pemilik kapal yang saya sewa).
|
Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Jam 07.00 kapal sudah siap ditumpangi untuk menyebrang dari Sumur menuju ke Pulau Peucang. Dibutuhkan waktu menyebrang kurang lebih 3-4 jam untuk bisa sampai di Pulau peucang. Udara sangat terik, langit cerah, dan seperti biasanya saya ketiduran di deck kapal.
Pulau PeucangPulau Peucang merupakan sebuah pulau yang lokasinya bersampingan dengan Taman Nasional Ujung Kulon. |
Babi hutan berkeliaran di Welcome gate Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Kalau memasuki kawasan Taman Nasional ujung Kulon sudah pasti melewati pantai di Pulau Peucang. Pertama menginjakan kaki di dermaga Pulau Peucang langsung di sambut babi hutan dan monyet yang berkeliaran di pantai. Haaa berenang bareng babi hutan banget nih ?? ya kapan lagi kan kejadian langka ini terjadi haha. |
Banyak monyet berenang di pantai. Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
|
Kejernihan air Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
|
Tekstur pasir putih Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Tekstur pasir putih, air yang jernih dengan latar belakang pepohonan bakau membuatnya menjadi magnet utama bagi traveler yang hendak mengunjungi Ujung Kulon. Awalnya saya sempat ragu apakah benar P.Peucang memiliki air sejernih dan pasir seputih itu, mengingat lokasinya yang berdekatan dengan kota Jakarta. Namun, itulah gunanya harus membuktikan dan merasakkannya sendiri, dan buat saya sendiri, Pulau Peucang dengan kejernihan air nya sangat recommended banget, melihat letaknya yang bisa dicapai dengan tidak sulit dari Kota Jakarta. |
Guest house di Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Di Pulau Peucang juga terdapat guest house penginapan yang di kelola oleh Pengelola TN Ujung Kulon. Pengunjung yang berniat menginap di Pulau Peucang tidak diperbolehkan ber camping melainkan harus menyewa penginapan. |
Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
|
Pulau Peucang, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Trekking Hutan Tropis, Karang CopongDi belakang pantai Peucang terdapat hutan hujan tropis dimana jika beruntung kita bisa melihat badak jawa yang merupakan habitat yang hampir punah. |
Trekking Hutan hujan tropis, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Trekking di Karang Copong selama 3-4 jam di hutan hujan tropis ini salah satu yang berkesan buat saya. Karena Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki hutan hujan tropis terbanyak. Jangan lupa untuk mengoleskan krim anti nyamuk, karena banyak nyamuk di hutan. |
Trekking Hutan hujan tropis, Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Sepanjang trekking di Hutan hujan tropis ini, kita akan nemuin para rusa bertebaran. Sayangnya badaknya gak muncul saat itu. Ujung dari trekking ini yaitu sebuah pantai dengan view yang bisa di lihat dari atas tebing. |
Ujungnya Trekking Hutan hujan tropis, yaitu karang copong. Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Cidaon Savanna
Katanya waktu terbaik untuk mengunjungi Savanna Cidaon adalah pukul 08.00-10.00 pagi dan 15.00-17.00 Sore. Karena waktu tersebut adalah waktu dimana para margasatwa sedang mencari makan dan keluar dari tempat persembunyian. Denger-denger lagi, nanti akan ada banyak banteng, rusa berkeliaran di padang savanna ini. Pertama kali berkunjung ke padang savanna waktu di Taman Nasional Baluran, saya sangat terkesima ”That was the real wild life experience”. |
Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Berasumsi sama, saya mengusahakan untuk bisa sampai di Cidaon tepat pukul 16.00. Begitu sampai di lokasi, banyak hewan sedang berkumpul di padang savanna yang tidak berukuran terlalu luas itu. Saya berusaha mendekat untuk menjelasakan apakah kerumunan hewan yang sedang berkumpul itu banteng atau sapi yang saya lihat ? karena kalau sapi mah di lapangan bola samping rumah juga ada. Kata guide nya, itu banteng betina yang memang bentuknya seperti sapi. Awalnya niat foto close up bareng banteng, tapi gagal karena kita gak boleh berada dengan jarak dekat. Karena akan membuat sang banteng kabur.
Camping di Pulau Handeleum
Dari awal emang berniat wild trip, makanya ittinerary disusun untuk nge camp. Tapi karena di P.Peucang gak di perbolehkan camping, jadi kami camping di Pulau Handeleum. And this was the place where the story began….. |
Camping di Pulau Handeleum. Fenomena air nyala nya terjadi tepat di depan tenda kami disini. Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Sesampainya di Pulau Handeleum pukul 22.00. Kita langsung bergegas mandi. Disana ada toilet umum yang bisa digunakan, tapi entah kenapa di semua toilet umum air gak ada yang nyala. Jadinya kami nelusup mandi di kamar mandi penginapan yang tamunya udah pada tertidur lelap. Kebetulan kamar mandinya ada gak di dalam kamar, melainkan ada di luar kamar jadi bisa dimasukkin deh huehehe. Makasi ya kamar mandinya mbak-mbak cantik yang sedang tertidur pulas haha.
Selesai mandi dan merakit tenda, kami duduk bersantai sambil masak-masak. Tenda kami berdiri tepat di belakang pantai kecil yang biasa di gunakan para nelayan untuk memulai mencari ikan. Salah satu teman saya pergi ke pantai dan bermain air. Kemudian dia berteriak “woy liat deh airnya nyala”. Serentak semua kaget dan datang untuk membuktikannya. Ternyata benar air di Pulau Handeleum kalau malam hari jika disentuh, nyala berwarana hijau neon seperti tempelan glow in the dark yang ada di tembok. Kaget dan terkagum kagum, karena di Ujung Kulon kita bisa nemuin fenomena yang sama seperti di Maldives, gak usah jauh-jauh ke Maldives ! haha. Sayangnya fenomena ini gak ada yg bisa ditangkap oleh kamera. Fyi setelah googling dan cari tahu Fenomena ini di sebut "Bio-Luminescence" ombak seperti ini bila masih jauh dari daratan tidak akan bercahaya bila ombak akan sampai ke daratan dan menimbulkan percikan air kecil maka akan terlihat cahaya yang berkilau, fenomena ini sangat jarang terlihat sekalipun di pantai. Disarankan kalau ke Ujung Kulon camping di sini ya, tapi jangan heran kalau malam-malam tenda nya di seruduk rusa hahaha.
Rain Forest, Sungai Cigenter
Yang paling ditunggu-tunggu dan saking penasarannya yaitu main kano di Sungai Cigenter sambil ngelihat buaya dan ular yang bersembunyi di balik pohon mangrove. Haha. |
Canoe-ing di Sungai Cigenter. Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Kabarnya di sungai ini banyak buaya dan ular liar, tapi pas tanya sama guide nya “ga ada tuh buaya asli, adanya buaya darat” yaelah pak lawakan nya lawas banget sih. Waktu liat foto-foto Sungai Cigenter, gak percaya kalau sungai yang di kelilingi pohon mangrove ini ada di Jawa Barat, kirain Kalimantan doang yang punya. “But, that was the best moment of all”. Dayung kano di tengah sungai yang dirindangi oleh pohon mangrove, gak dayung sih lebih tepatnya di dayungin hehe. |
Canoe-ing di Sungai Cigenter. Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Trip Canoe-ing di Sungai Cigenter ini berlangsung 1.5-2 jam pp. Salah satu tipsnya, cari pendayung yang oke, karena kalau engga perahu nya akan nyungsep-nyungsep di pohon dan bisa-bisa baju kita kesangkut di ranting pohon (pengalaman pribadi :p).
Pulau Badul
Kebanyakan open trip yang ada gak memasukan destinasi Pulau Badul, karena eksistensi nya yang tidak setenar Pulau Peucang. Pulau Badul ini letaknya gak jauh dari Sumur, jadi sebenarnya bisa dimasukan ke ittinerary di jalan pulang. |
Underwater Pulau Badul. Ujung Kulon. Photo by Rizal |
Menurut saya, sepanjang trip di Ujung Kulon, snorkeling site paling tepat yaitu di Pulau Badul, mungkin karena jarang di kunjungi jadi bawah lautnya masih bagus dan airnya tidak keruh di banding snorkeling di sekitar P.Peucang. Sisi negatifnya, Pulau Badul seperti tidak mengizinkan orang untuk menginjakkan kaki di pantainya. Karena kapal harus berehenti di tengah laut dengan jarak yang cukup jauh dari daratan. Ketika saya berenang untuk mencapai daratan, terdapat banyak sekali karang yang tidak memungkinkan saya untuk berjalan. Tetap penasaran, saya mencoba berjalan satu atau dua kali, yang ada malah telapak kaki ketusuk karang atau kepeleset jatoh, celana robek kesangkut karang. Yaudah hopeless, balik ke tengah lagi deh berenang. |
Nunggu jemputan perahu after Canoe-ing di Sungai Cigenter. Ujung Kulon. Taken by Samsung NX3000 |
Pukul 16.00 di hari Minggu kita udah sampai di Sumur untuk berangkat kembali ke Jakarta. Kalau tinggal di daerah JABODETABEK daripada hangout di Mall terus, sekali sekali harus cobain wild trip ke Ujung Kulon. Untuk Trip Ujung Kulon ini, saya cukup membayar 620.000/per orang.
Budget Timetable untuk kapasitas 19 orang.
- Sewa Elf Jakarta – Sumur –Jakarta = 4.000.000
- Biaya parkir Elf = 200.000
- Sewa Kapal untuk Island Hopping 2 hari 1 malam + makan 5 kali = 4.500.000
- HTM masuk TN Ujung Kulon = 7500/orang
- HTM masuk TN Ujung Kulon = 100.000/kapal
- HTM masuk P.Handeleum = 100.000/kapal
- Mendirikan Tenda P.Handeleum = 75.000/tenda
- Kano di Sungai Cigenter = 50.000/orang
- Tips supir dan guide = 500.000
Kontak
Sewa Kapal : Pak Koni (091906296363)