-->

Pendakian Gunung Ciremai via Palutungan (Pendakian dadakan yang bikin nyesek jempol kaki)

Mt Ciremai, 10 Desember 2016

Akhir nya dengan perjuangan panjang saya dapat mencapai atap tertinggi di Jawa Barat, Puncak Gunung Ciremai 3078 Mdpl via Palutungan, yang terletak di Kabupaten Kuningan.

Jalur Palutungan adalah jalur terpanjang di banding dua jalur  lain nya ( Linggarjati & Apuy), dengan trek sepanjang 14 km menanjak landai, berat dan menguras tenaga.







https://www.youtube.com/channel/UC9Oe_DvKL_7JpZ-VFGTcerg

Pendakian Gunung Ciremai via Palutungan (Youtube)



Benar-benar tak ada niat untuk mendaki awal nya, Hari Sabtu malam Tgl 10 Desember 2016 dengan niat hanya camping di Ipukan Palutungan Kuningan, Jawa Barat.

(Niat Kami mendaki Gunung Ciremai adalah sesudah tanggal 23 Desember 2016).

Namun setelah nya sampai disana, ngobrol-ngobrol panjang dengan a Oman mantu pemilik warung langganan kami, orang-orang yang nge camp, dan melihat nya orang ramai di pos pendakian, niat berubah jadi ingin mendaki.

Karena hanya membawa satu carrier milik suami dan satu day pack milik saya, serta perbekalan untuk camping saja, saat itu juga saya dan suami kembali lagi ke rumah (di Cirebon) jam 2 malam.

Sampai di rumah jam 3.00, menjelang subuh langsung berkemas-kemas memasukan perbekalan ke dalam carrier merah saya yang selalu manis manja minta di ajak mendaki.

Saat berkemas-kemas di rumah sudah berasa tak enak dalam tubuh ini, mules diare, dan agak nyeri di perut seperti mau datang bulan, namun saya waspadai berbekal dan memakai pembalut wanita sejak di rumah...heuhhh.

Saya membawa Carrier 50+5 Liter, sedangkan suami 55+5 Liter, dengan perbekalan yang biasa kami bawa saat camping...dan kekurangan nya nyomot dari stok outdoor online shop di rumah kami..sisa nya kami beli di mini market...kwkw.Dan cusssss menuju Palutungan lagi jam 6.00 menggunakan motor.

Jika menggunakan kendaraan umum, dari Terminal Cirebon bisa menyewa angkutan umum hingga Pos Pendakian Palutungan, ongkos silakan tawar menawar dengan supir.
Atau bisa juga naik elf jurusan Kuningan yang melewati Cigugur, dan berhenti di daerah Resort Cigugur atau Kantor Taman Nasional Gunung Ciremai, biaya sekitar Rp. 15.000-20.000. Setelah itu bisa dilanjutkan menggunakan ojek sampai pos pendakian, ongkos menurut info Rp. 20.000,- selain ojek bisa menggunakan angkutan umum.

Jika dari kota Kuningan bisa menggunakan angkutan umum menuju daerah Resort Cigugur atau Kantor Taman Nasional Gunung Ciremai, Setelah itu bisa dilanjutkan menggunakan ojek sampai pos pendakian, ongkos menurut info Rp. 20.000,- selain ojek bisa menggunakan angkutan umum.


Singkat cerita...
Sesampai nya disana kami meminta  bantuan a Oman utk mengurus registrasi di pos pendakian Palutungan 1100 Mdpl, karena kami harus mulai mengurus packing yang masih acak-acakan.
Biaya registrasi Rp. 50.000/org dan kami di beri karcis dan 2 kantong kresek / trash bag putih untuk membawa turun kembali sampah-sampah kami selama pendakian, dan 2 bungkus nasi.


Motor dan day pack kami titip kan di a Oman..
Setelah siap..kami memulai pendakian hari Minggu 11 Desember 2016 jam 8.00.

Saat mengangkat carrier pun rasa nya sudah menyiksa, berat banget bo !

Sedangkan saya baru saja sembuh seminggu ini, setelah 1 bulan susah bergerak karena menderita radang tulang di bagian bawah pinggul..semoga tidak kambuh di pendakian...forgeted !

Awal pendakian akan di suguh kan tanjakan landai nan licin dengan udara terbuka, semua serba licin karena memang masih musim hujan.
Begitu memasuki kawasan Ipukan hawa akan lebih sejuk karena trek ini berada di hutan pinus nan teduh menyenangkan..jalan menanjak landai, lumayan banyak bonus jalan datar disini.
 
Begitu melangkah hingga 200 meter pertama nafas serasa mau hilang, dengkul teklok...namun itu sudah biasa seperti awal-awal hiking yang biasa saya lakukan...toh nanti juga berkurang dengan sendiri nya.

Banyak jalan bercabang di jalur pendakian hingga puncak...dan jarang nya petunjuk arah ke puncak.
Tapi tidak perlu kuatir, karena semua jalur yang bercabang nanti nya akan bertemu kembali.
Jalur cabang ini di buat karena ada nya pembuatan jalur baru agar lebih mudah di lalui para pendaki.

Setelah perjalanan nan melelahkan, mari memasuki trek ekstrim pertama di jalur ini...



Banyak yang terpeleset di sini, termasuk 2 orang pendaki di belakang saya


Sesampai di sebuah warung yang tutup, tempat kami biasa istirahat jika hiking bersama anak-anak, kami beristirahat sambil ngobrol-ngobrol dengan pendaki yang beristirahat di sana.

Disini kami istirahat sangat lama karena kebanyakan curcol dengan para pendaki..kwkw

Setelah itu kami melanjut kan perjalanan...
Saya berusaha menyemangati diri saya sendiri yang berjalan sambil menahan sakit tak enak nya rasa di perut.

Si dengkul teklok mulai berkurang sakit nya..namun nafas yang tidak bisa di ajak kompromi, tubuh serasa lunglai..maklum lah..umur saya akan menginjak 41 tahun, dan dalam umur suami meninjak 43 tahun beberapa minggu lagi.
Beda dengan waktu jaman muda dulu kala...trek ini ga ada apa-apa nya bagi saya...ga ada kata sulit dan cape sama sekali... !!
Arrrggghhhhh...lain dulu lain sekarang keleuuuussss...haha.

Sepanjang perjalanan kami banyak berhenti untuk mengatur nafas sejenak lalu melangkah lagi, namun kami jarang sekali minum.
Yang ada di pikiran saya..segera lah sampai ke Pos Cigowong yang rute nya landai menanjak dan panjang ini.
Setiap melihat trek yang sulit tak habis-habis nya saya mengucapkan OMG, Ya Allah, Bismillah, Astaghfirullah, La Ilaha Illallah, Allahu Akbar dsb..

 Trek menuju pos Cigowong



Perjalanan seperti tiada ujung nya..sungguh lama nian sampai ke pos Cigowong.
Saya dan suami berjalan dengan para pendaki lain nya yang silih berganti menyusul kami..aduhhhh reyoott banget ya kami ini ?? ..kwkw.

Namun ada kala nya kami berhasil menyusul pendaki2 yang masih muda..rasa nya saya begitu hebat bagai Power Ranger saat itu..haha *lebay.

Trek menuju pos Cigowong


Saya sempat berbahagia cerah ceria begitu mendengar suara aliran air...
Horeeee ada suara air mau sampai Pos Cigowong !!! saya bersorak dengan seorang pendaki perempuan muda dari Jakarta yang berjalan bersama saya.

Namun setelah sampai ke sumber suara aliran tersebut tak ada pos apa pun..hanya kali kecil yang konon nama nya Kali Mati..aliran air nya hanya ada di musim hujan saja, dan itu gerbang nya mahluk yang begituan...ya gitu deh pokok nya.

Saya langsung lemas ketika melihat itu bukan pos Cigowong..OMG...suwe amaatttttt yeeee...hiks.
Kami melanjut kan pendakian...dan akhir nya setelah letih lelah lesu berkepanjangan...aduhhh bahagia banget melihat gerbang bertuliskan Pos Cigowong..horeeeeee sampaiiiii !!

Kami sampai ke pos ini sekitar 3 jam (jam 11.00-12.00), kami hanya menghabiskan air 300ml berdua, setengah botol air mineral ukuran sedang (600ml)..irit banget ya minum kami..hehe.


Pos Cigowong 1450 mdpl



Di sana lahan cukup luas...banyak yang nge camp dan ada warung nya, jadi kami istirahat dan ngobrol-ngobrol di warung, makan nasi dan telur dadar serta gorengan dan minum teh manis hangat....hanya seperti itu saja rasa nya nikmeeetttt luar biasa !! Tapi mahhhallll.
Wajar saja jika mahal, seisi warung untuk bisa sampai ke Cigowong jauh nya minta ampun.

Dan di sini adalah warung dan sumber air terakhir yang ada di jalur pendakian via Palutungan.
Karena air di water tank yang kami bawa masih utuh 5 liter, jadi kami tidak mengambil air di pos ini, tapi membeli 2 air mineral ukuran 600ml dan 2 Pocari Sweat di warung.

Sekitar jam 13.00 kami melanjutkan perjalanan menuju Kuta.
Dengan semangat membara karena perut kenyang, dahaga hilang dan pegal berkurang...kami melangkah dengan pasti !!..pasti lelet nya !
Lalu membayang kan...sejauh Palutungan - Cigowong kah ke Kuta ??

Trek menuju Kuta


Ohhhh ternyataaaa....tanjakan semakin ekstrim dengan pemandangan hutan saja, setelah ngos2an berjalan...Kuta ternyata tidak sejauh Cigowong...30 menit saja kami sampai....horeeee nyampe ke Kuta sesuai estimasi mbah google !!



Pos Kuta 1575 mdpl

Tidak ada lahan luas mau pun tempat nge camp di Kuta..jadi kami hanya ber foto sebentar lalu cussss menuju Pos Pangguyangan Badak.

Menuju pos ini ??? arggghhhhh apa lagi yang bisa di lukis kan selain capeeee dweehhh...lagi lagi cape dan cape !!
Trek di sini lumayan terjal, memutar dan rimbun. 
Saya mulai prustasi lagi...nafas sudah setengah tiang bendera...hiks..hiks..hiks..ngiiikkkkkk.
Namun sepanjang perjalanan, jika tak ada pendaki lain nya..saya dan suami bergantian saling bercanda menyemangati sambil berteriak.. cemunguddd eaaaaaaaa..cemunguddd eaaaaaaaa..cemunguddd eaaaaaaaa (dibaca sesuai tulisan nya ya...biar udah tua tapi kami tetap kekinian..kwkw).


 Trek menuju Pangguyangan Badak

Letih Lelah Lesyuuu..istirahat dulu


Sampai ke pos Pangguyangan Badak 1800 mdpl, kami membutuh 1 jam perjalanan dari Kuta ke Pangguyangan Badak.
Saking letih nya saya sudah tak ingin berfoto sesampai nya di Pangguyangan Badak, ditambah begitu banyak nya tenda di sana...jadi kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Pos Arban.

Menuju pos Arban saya sudah merasa ada yang tak beres...tiba-tiba perut mules luar biasa..
Aduhhhhh ampunnn pengen BAB, harus kah saya melakukan aksi kucing mengorek-ngorek tanah untuk BAB ??
Ya sudah pasti lah, mau gimana lagi ? Lu pikir ada wc umum di hutan ?
Luar biasa kebelet !! dan bagaimana cara menahan nya jika sedang diare seperti ini ? sementara kepala saya masih berputar-putar mencari tempat yang paling indah untuk melakukan aksi buang "si dia" yang mempesona bikin mules nya.
Ahaaaa..mata saya tertuju pada pepohonan kecil nan rimbun, di situ lah nanti saya akan melakukan aksi paling menjijikan.
Belum lagi tak henti-henti nya para pendaki lain lewat di jalur itu...whuaaaaaa...gimana saya bisa aman nyaman tentram melakukan aksi menjijikan jika banyak pendaki yang lewat ??? Wajah saya manyun aduhai karena saya sedang menahan "si dia" agar tidak keluar semena-mena.

Saya meminta suami saya untuk mengambilkan botol air mineral, tissue basah, tissue kering, pisau survival untuk mengorek-ngorek tanah membuat lubang untuk "si dia".
Setelah semua lengkap di berikan suami..langsung cussss menuju pepohonan rimbun tadi..dan meminta suami berjaga-jaga bak satpam di mesin ATM.

Dengan panik nya saya korek-korek tanah nan gembor sedalam-dalam nya menggunakan pisau survival milik suami.



Langsung mengambil posisi paling aduhai memukau nan menjijikan...ahhhhhhh legaaaa.. "si dia" keluar dengan sempurna.
Namun kelegaan tak berlangsung lama....Whatttttttttt ?!!!!!! si pembalut ikutan nyemplung ... arrgghhhhh ketika saya lihat ternyata benar-benar datang bulan @#%^&*@#$$R%, saya langsung ilfil dan badmood 😟.

Namun saya langsung melakukan aksi bersih-bersih dan mengubur kembali lubang untuk para "si dia" dan si dia"...hilang sudah 600 liter persediaan air mineral gara-gara aksi bersih-bersih.
Dan setelah nya hati saya tak karu-karuan.

Sebagai seorang perempuan yang sedang datang bulan, tentu paham rasa & resiko nya, apalagi sedang berada di gunung nan hutan belantara, apalagi Gunung Ciremai terkenal sangat mistis, seakan-akan bahaya hal-hal yang tak baik mengancam hidup saya.
Namun saya yakin pada Allah yang melindungi hamba nya.

Begitu pun dengan support suami, dan para pendaki lain nya yang silih berganti menyemangati kami...saya tak patah arang..harus tetap cemungud eaaaaa...eaaaa !...eaaaa !
Ayo teh semangat ! Ayo kang semangat ! Semangat bu ! Semangat pa ! teriakan para pendaki menyemangati.
Hal tersebut membuat saya lupa akan si ilfil dan badmood tadi.


Trek menuju Arban

Sekitar pukul 15.30 hujan mulai turun, sangat deras....kami tetap melanjutkan perjalanan, hujan-hujanan..berbasah-basahan ria..jalan semakin ekstrim menanjak, licin tiada terkira.
Suami pun tak henti-henti nya berkicau..hati-hati dar...awas licin dar...dst (dar : darling).
Tapi yang terjadi pada sang penyemangat yang berkicau tadi adalah...dia yang berkicau dia yang jatuh...dia pula yang terpeleset...hihi.

Sedang kan saya sesekali saja berkicau untuk suami.. hati-hati dar...awas dar..karena saya sibuk mengucap Ya Allah, Bismillah..., Astaghfirullah..., La Ilaha Illallah, Allahu Akbar, baca Al-Fatihah.. dsb..sepanjang perjalanan.

Namun ternyata semakin lama hujan semakin deras saja...kami memutus kan berteduh menggunakan flysheet.
Pada awal nya fine..tapi lama kelamaan kami mulai menggigil. Saya berdiskusi dengan suami..apakah akan tetap berteduh dengan flysheet, atau mendiri kan tenda atau melanjut kan perjalanan ?
Kami memutus kan untuk melanjut kan perjalanan, karena saya tidak mau mendirikan tenda di situ..secara cuma ada kami saja dan di tengah hutan belantara...no no no !

Sekitar pukul 17.00 kami sampai di pos Arban..horayyyyyyyy !!
Kami memutus kan untuk mendirikan tenda di pos Arban..karena hari sudah menjelang maghrib dan gerimis, sedang kan pos selanjut nya masih jauh dari Arban.
OMG..perjalanan hari ini + istirahat (Palutungan-Arban)  9 jam !

Arban 2050 mdpl

Aww awww...waitttt !! setelah mengamati pos Arban ternyata sudah penuh sesak dengan tenda-tenda.
So..di mana kah kita akan mendirikan tenda nya ??
Yessss..ada satu lahan kosong untuk tenda kami, bagus kah lahan nya ??? tentu tidak !! tidak !! dan tidak !!

Satu-satu nya lahan kosong..tanah nya miring !!..wekkkssss.
Tapi mau gimana lagi...terpaksa lah kami mendirikan tenda di kemiringan tanah itu dalam keadaan gerimis mengundang.



Hohoho...tenda telah berdiri dengan gagah perkasa di kemiringan nya !! secepat kilat kami masuk ke dalam nya.
Saking semangat nya...gedebuuggggg !! saya jatuh terpeleset di dalam tenda yang licin karena kami menggunakan matras aluminium foil...sakitnyoooo !!

Perut keroncongan..kami makan nasi bungkus, saya hanya makan sedikit..saya lebih senang ngemil-ngemil coklat.
Setelah itu memutuskan untuk segera tidur karena kami berencana melanjutkan perjalanan sekitar jam 3 atau 4 subuh.

Kami mengambil posisi terbaik untuk tidur, seperti biasa posisi permanen saat kami tidur di rumah...suami tidur memeluk saya dari belakang (posisi permanen tiap tidur).

Tentu sangat "mengasyikan" berada di dalam tenda yang miring..seakan-akan berada di Rumah Miring Dunia Fantasi...huhuhu #@$%&*((#@.
Duduk tak nyaman, tidur tak nyenyak, berdiri tak bisa.
Tidur mengikuti panjang tenda, badan saya terseret-seret badan suami yang sedang memeluk, glosor-glosor bergeser ke pojok.
Lalu kami geser lagi ke atas...glosor-glosor lagi ke bawah..seperti itu terus menerus...Lama-lama bisa  menggelinding keluar tenda !

Tidur mengikuti pendek nya tenda, kepala lebih tinggi daripada kaki..tubuh kami harus rela menekuk indah..pegal nya sungguh endol surendol, dan badan tetap glosor-glosor kebawah.
Bagai pasangan film Titanic..walau glosor-glosor tetap posisi permanen di peluk dari belakang.

Entah lah bagaimana tidur kami saat itu..berbagai posisi telah kami lalui dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkat nya..singkat tidur nya..singkat posisi nya.

Subuh-subuh para pendaki yang ingin muncak sudah berisik membangunkan pendaki lain nya.
Saya dan suami tak kuasa untuk bangun karena semalaman dalam posisi tidur yang sangat "mengasyikan" !!! jadi lah kami melupakan rencana untuk pergi subuh-subuh.
Dan kami pun baru bangun dengan ritual malas-malasan jam 06.00.

Pukul 08.00 kami memulai untuk lanjut kan perjalanan.
Tenda dan barang-barang yang tidak di perlukan kami tinggal kan di Arban.
Cussssss...menuju pos Tanjakan Asoy.

Trek menuju Tanjakan Asoy

Di perjalanan..seperti biasa kami banyak berhenti untuk mengatur nafas...10-20 langkah berhenti...atur nafas dan jalan lagi..sambil tak pernah lupa kami teriakan cemunguuuddd eaaa !!!
Saya benar-benar ingin sampai di pos Tanjakan Asoy..penasaran dengan trek ini.

Perjalanan menuju pos Tanjakan Asoy memakan waktu 1 jam..kami istirahat dan foto-foto disana..cisssss !

 Tanjakkan Asoy 2108 mdpl




Setelah foto-foto dan minum sejenak...kami melanjutkan perjalanan menuju Pasanggrahan 1.
Awww Awwww...mari memulai perjalanan dengan tanjakan yang ini...



Jangan ge-er dengan penampakan tanjakan diatas..bak tangga tersusun rapi, selanjut nya setelah melewati tangga...silakan berdecak kagum penuh prustasi, karena ternyata setelah tangga maka di mulai nya tanjakkan yang sangat teramat berat dan liar..
Judul nya saja sudah TANJAKAN ASOY...ya sudah jelas trek ini nanjak dan nanjak tiada henti asoy nya tanpa ampyuuunnn...paha, kaki dan badan serasa ingin berpisah.. say goodbye.

Trek yang sebelum-belum nya saja saya sudah sering menyebut Astaghfirullah..entah di trek yang ini, sudah berbagai macam kata yang saya sebut kan untuk menyabarkan dan menenangkan diri sendiri.
Hingga saking liar nya trek ini..untuk berfoto dan mengambil HP dari tas pinggang pun sudah tak sanggup.
Benar-benar kesabaran kami di uji...
Walau pun menggunakan trekking pole..kaki dan tangan tak henti-henti nya bermain untuk menggapai tanjakan demi tanjakan berbatu...ditambah jalan licin....banyak sekali pendaki yang naik dan turun terpeleset...rasa nya ini tanjakan kaga ada ujung nya, ekstrim dan dramatis banget perjalanan di jalur ini.

Entah berapa lama perjalanan kami dari Tanjakan Asoy menuju Pasanggrahan 1.
Yang saya ingat saya bahagia sekali melihat pos ini...waktu nya istirahaaaattt..yeyyyy..
.
Pasanggrahan 1 2450mdpl


Di sana kami mencari tempat yang nyaman, mengeluarkan kompor dan nesting untuk membuat mie instant.
Lapar sangat rasa nya..saking panik nya masak, telunjuk kanan saya tak terasa terkena api hingga menggelembung.
Bak anak ayam yang belum di beri makan induk nya, kami melahap makanan dengan cepat..maklum belum sarapan.

Posisi memasak bak gembelan syahdu

Setelah perut terisi kami mulai melanjutkan perjalanan pos Pesanggrahan.
Dengan trek yang masih sama menanjak ekstrim, kami berjalan pelan namun pasti !!! Pasti lama sampai nya..kwkwk.

Tiba lah di pos Pasanggrahan kami istirahat sejenak.

Pos Pasanggrahan 2200 mdpl




Dari sini kami melanjut kan perjalanan ke pos Sanghyang Ropoh, dengan trek yang masih seperti itu itu juga tanjakan ekstrim nya...sabar... sabar... sabar.
Saya sudah tidak tau ini jam berapa dan tak mau tau...saya hanya memikir kan nanjak..nanjak..harus bisa..harus kuat !

Dan...... tiba-tiba...disini lah puncak depresi saya..sepanjang perjalanan dari awal Palutungan hanya memandang hutan dan hutan yang ada di depan mata, untuk pertama kali nya saya bisa melihat ruang terbuka dan melihat Puncak Ciremai di kejauhan !!!!
Apakah saya senang ?? wowwwww !! tentu tidak !! tidakkkk ohh tidakkkk !!😓

OMG...Ya Allah..Astagfirullah....berkali-kali saya menyebut...masih jauuuuhhhhh Ya Allah... OMG.
Semakin depresi lagi ketika terlihat di kejauhan para pendaki yang sedang menuju detik-detik terakhir nya mencapai puncak bak semut-semut mencari gula...keciiiilllll banget mereka.
Arti nya perjalanan ini masih sangat jauh....whuaaaaaaaaaaa....ini lah saat pertama kali nya sepanjang pendakian saya ingin nangis putus asa...turun kaga mau..naik pun prustasi.

Kami istirahat....saya hanya bisa diam. Suami berkali-kali berkata...jangan liat keatas...jangan liat keatas dar..
Aduhhhhh kumaha kepriben kaga liat ke atas ?? itu puncak keliatan di depan mata...kok jauh bingitttssss !!
Rasa nya saya hanya bisa terpana lesu memandang puncak penuh prustasi..menangis tak mampu, bicara tak sanggup...jadi judul nya TERPANA PRUSTASI tersengat panas matahari !

Puncak ada di depan mata..tapi jalan tak bisa mengikuti lurus nya mata memandang puncak, karena jalur di depan mata menuju puncak adalah jurang, arti nya menuju puncak kami harus jalan ke arah kiri bagian puncak ...owhhh noooo...jauh sangattttt.

OMG..puncak nya masih jauh bangeuuuddd

Setelah lama terpana..dan menguatkan diri...baru lah badan dan kepala ini bisa berputar untuk tidak melihat ke atas.
OMG....Maha Besar Allah, ternyata di samping saya ada sesuatu yang indah yang bisa di lihat !
Putih nya awan menenangkan hati saya, hamparan bukit-bukit dan gunung-gunung sungguh luar bisa indah nya.

Saya sedikit bersemangat lagi...angin dingin sepoi-sepoi menyapa dengan ramah...dan cussssss yuk mariiiii melanjutkan perjalanan ! siapa takut !!!!



Setelah perjuangan panjang sampai lah kami di Pos Sanghyang Ropoh..minum sejenak dan lanjuuuttttt !! menuju pos Goa Walet.

 Sanghyang Ropoh 2650 mdpl

Trek menuju Goa Walet

Sepanjang trek ini menanjak batu dan batu tanpa ampun, panas tambah menyengat lagi..namun angin nya kencang dan dingin, muka saya mulai terasa dingin-dingin gosong..gimana gituuuu rasa nya.

Sepanjang trek ini pun kami banyak bertemu pendaki yang kemaren sempat berkenalan, ngobrol dan nanjak bareng..satu demi satu menyusul kami.
Yang lebih parah nya...banyak juga yang bertemu di jalan tapi mereka sudah turun dari puncak..sedangkan kami nyampe puncak pun entah kapan..haha.
Selidik punya selidik ternyata mereka ada yang pergi dari jam 2 dan 3 malam..dan ada yang subuh, sedangkan kami baru pergi jam 8 pagi..kwkwk.

Silih berganti mereka yang turun menyapa...

*Ehhh teteh/akang ketemu lagi..mau nanjak atau turun ?

*Lahhh bapa/ibu ada disini..kita cari-cari in si bapa sama ibu kemana kok ga keliatan ? (berasa artis deh gw di cari-cari 😜😜😜😜)

*Baru mau nanjak teh/bang ? Semangatttttt ya !!

*Semangat teh/kang !! dikit lagi nyampe puncak !!! (hoax banget kalo yang ini mah..udah jelas masih jauh puncak nya). 

*Ehhh ketemu lagi om/tante !

*Ayo tante/om semangat !! 
(berasa jadi punya banyak keponakan dipanggil om/tante..kwkw)

Lanjut..
Pemandangan ke arah bawah pun membuat hati saya tenang..jika saya stres melihat puncak, sesekali saya melihat ke arah bawah, memandang takjub nya awan putih berada di bawah saya.

So beautifullllllll.....

Kami mulai melewati trek-trek yang ekstrim lagi...
Saya harus terus bersemangat..waktu sudah semakin siang dan saya harus bisa sampai puncak hari ini !!! harus !!!

Karena kami sudah tak punya pilihan...jika hari semakin sore hujan sudah pasti turun, dan kami tak mungkin melanjut kan ke puncak, pasti nya harus kembali ke Arban tempat kami nge camp..dan kembali nanjak esok hari ??? 

Saya sangat teramat tidak mau dengan pilihan yang ini...gileeee ajeeee...ajeeee gileeee udah nyampe sini harus balik lagi dan mengulangi trek yang sama besok ???  NOOO NOOO NOOO !!!
Sekali lagi NOOOOO !!!

Saya lebih baik prustasi melanjutkan perjalanan daripada harus turun lagi !!
Dan....Baik lah jika begitu pilihan saya..mari menikmati kejam nya trek tanpa ampun menuju puncak...huhuuyyyy...wekkksss ah !

Lalu.... dimana simpang Apuy ? dimana Goa Walet ? Kok kaga nyampe-nyampe ?? (gimana mau nyampe ? jalan pun lelet !! )

Tiba-tiba saja suami saya berubah jadi "penipu ulung" untuk menyemangati saya.
*Ayo dar dikit lagi nyampe  !!
*Cemungud dar itu patok apuy udah keliatan !
*Bentar lagi sampe dar !!
*Bla bla bla...

Aduhhh hoax banget...udah jelas kaga ada patok apa-apa, udah jelas puncak dekat dimata jauh di kaki...
Dengan cita-cita nan luhur saya berucap pada suami...liat aja ntar akan saya cerita pada siapa pun : suami saya dalam pendakian tiba-tiba jadi penipu ulung !

Lanjut ke trek ekstrim yukkkkk...wewww !!


Ohhh Puncak...dekat dimata, jauh di kaki !!

Daannnnn yeyyyyyy....sampai di simpang Apuy .. horeeeee !! horeeee !! doraaaa !!
Di sini lah persimpangan bertemu nya pendaki dari jalur Palutungan dan jalur Apuy.
Kami istirahat sejenak, sambil ngobrol-ngobrol dengan pendaki lain nya.


Lanjut lagi perjalanan...nikmati trek nan semakin ekstrim aduhai..




Setelah tak sanggup melangkah kami istirahat lagi...
Kami bertemu pendaki dari Bekasi usia 26 tahun bernama Amin dan teman nya Anjar.
Dari awal pendakian kami memang sangat sering susul menyusul dengan Amin, banyak ngobrol dan banyak istirahat bareng..jadi istirahat bareng lagi lah kami dengan Amin...namun kali ini kami masih harus nanjak, sedang kan Amin sudah turun, Amin sudah sampai ke puncak lebih dulu karena pergi duluan dari Arban.

Karena Amin kuatir dengan kami yang belum juga sampai puncak, dan sudah pasti sampai Arban malam dan hanya membawa satu headlamp...dia meminjam kan headlamp (senter kepala) nya pada kami...Terimakasih Amin.

Di sini lah saya baru tau nama nya Amin, sengaja saya tanya kan nama nya karena kami di pinjam kan headlamp, saya kuatir tidak bisa mengembalikan headlamp..namun jika sudah tau nama nya setidak nya ada cara untuk mencari Amin di Arban nanti.

Sayang nya kami tak sempat ber foto dengan Amin.
Trus kalo sempat berfoto mau apa ?? mau cari jodoh buat Amin ? 😅😅😅


Setelah itu kami melanjut kan perjalanan menuju Goa Walet...yukkk mariiiiii nanjak eksrim again and again...
Di beberapa tanjakan batu mau pun tanah lurus tanpa celah, saya bercita-cita ketika turun nanti akan berperosotan...huhuyyyy.

Tanjakan nya ekstrim..tapi pemandangan nya ruaaarrrr biasaaaa !
Dengkul mulai teklok again


YESSSSS...sampai di Pos Goa Waleeeetttttt !!!
Kami istirahat agak lama di sana, memandangi alam sekitar nan indah mempesona...melihat Edelweis dan berbagai macam tanaman indah di sana.

Saya banyak berjalan-jalan di pos Goa Walet, sedang kan suami lebih banyak duduk..letih..wajah nya mulai pucat tiada berseri.



 Pos Goa Walet







Setelah puas di Goa Walet kami melanjut kan perjalanan..
Ini adalah pos terakhir...namun memandang ke atas puncak saya masih terus-terusan berucap Astaghfirullah...Ya Allah.

Bismillah.....sekejap lagi sampai puncak !!  (kalo ga pake lelet)
Trek semakin ampun-ampunan..semakin menanjak dan batu di sana sini.







Di tengah perjalanan suami saya mulai keletihan, banyak mengajak berhenti untuk istirahat, namun dia selalu menyuruh saya jalan terus jika masih kuat.
Saya sudah menghawatirkan kondisi suami sejak dia duduk saja di Goa Walet, wajah nya nampak lesu sangat..dia banyak tertinggal di belakang dalam trek ini, saya selalu menanyakan keadaan nya...dengkul nya mulai teklok dan pakai koyo, nafas ngos-ngosan.
Saya hanya bisa menyemangati..cemunguddd eaaa ! sambil tak henti nya berdoa agar kami selalu di berikan kekuatan.

Abaikan orang nya..liat dengkul nya yang ber koyo dan tampang nya yang loyo..hihi



Trek semakin kejam merana menderita...dan puncak sudah benar-benar di depan mata, namun tetap jauh di kaki !!







Sekitar 100-200 meter lagi mencapai puncak...ujung puncak benar-benar sudah terlihat...kali ini benar-benar dekat, tapi nafas saya benar-benar sudah tak kuat lagi.
Tiba-tiba suami saya salah berpijak pada batu sehingga membuat kaki nya sakit dan merasa tak sanggup untuk berjalan..saya menghawatir kan keadaan nya terus menerus.
Namun suami terus menyuruh saya jalan...dikit lagi puncak dar, duluan aja nanti akang nyusul...akang istirahat bentar..ujar nya pelan.

Antara tak tega meninggal kan nya namun dia menyuruh saya untuk terus naik.
Demi semangat yang di berikan sang suami....walau nafas sudah tak mampu saya paksakan terus naik tanpa berhenti...terus dan terus dan terus dan terus melangkah, menggapai satu persatu bebatuan dengan tenaga dan nafas yang sangat minim tersisa..10-20 meter menggapai puncak saya menanjak tak bernafas sama sekali.

Dannnnnnn..... YEEEEEYYYYYY....HORAYYYYYYY....SAMPE PUNCAKKKKK DARRRR !!! ALHAMDULILLAH YA ALLAH...akhir nyaaaaaaa !!
Saya teriak kecil sendirian penuh haru.....sendirian ???
Lalu celingak celinguk kebelakang...haduhhh saya teriak sendirian...lupa kalau suami masih di bawah...hahahaha..


 Puncak Ciremai 3078 mdpl


Ternyata..Batang hidung suami saya tercinta belum terlihat..saya agak panik.
Saya melangkah sedikit ke bawah untuk mencari keberadaan suami saya....tak lama kemudian nampak batang hidung nya.....horeeeee....giliran saya menyemangati nya...ayooo darrrr cemunguuuddddd ! cemunguuuddd !
Ayo terus dar..lewat kesini dar ...jangan lewat kesitu..cemunguddddd !!! eaaaaa !! eaaaaaaaaa !! eaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!

Dan sampai lah suami saya ke puncak...HORAYYYYY !! ALHAMDULILLAH again YA ALLAH.
Suami memeluk saya erat dengan penuh senyuman, dan berkata...akhir nya nenk bisa sampai puncak yank..akhir nya akang bisa bawa nenk ke puncak..nenk hebat sayang...bla3.
Coooooo cuiiiittttttt...kaya di pilem-pilem india...hahaha.

Senin, 12 Desember 2016 (bertepatan dengan hari Maulid Nabi Muhammad SAW), sekitar jam 13.00 kami sampai di dataran tertinggi di Jawa Barat ini, dengan cuaca yang sangat mendukung...cerah ceria bersahabat..ber angin dingin menusuk.


Puncak Ciremai 3078 Mdpl









Kami menikmati puncak hingga pukul 15.00...duduk-duduk, foto-foto, ngobrol-ngobrol, ngopi-ngopi, dan setelah puas kami berkemas-kemas siap-siap untuk turun.























Jam 15.30 kami turun...baru turun beberapa menit gerimis mengundang membasahi bumi.
Kami mempercepat langkah...tak lupa saya melakukan aksi pesosotan jika menemukan batu besar yang rata...bak anak TK bermain perosotan riang gembira.
Hujan tak dapat di ajak kompromi..semakin deras.
Tapi kami terus melakukan perjalanan...ber basah-basahan tanpa jas hujan.

Sesampai nya di sekitar Goa Walet, dua orang yang sedang berteduh di flysheet menyapa dan bertanya..punya kompor ga bang ? ada bang..jawab suami saya.
Mau ga mau akhir nya kami ikut berteduh...mereka butuh kompor, kami butuh tempat berteduh.
Tak lama kemudian beberapa teman-teman nya bermunculan dan berteduh bersama.
Mereka pendaki asal Jakarta...kami memasak air dari air hujan yang tertampung di flysheet.
Kebetulan saya bawa minuman jahe sachetan..jadi kami bisa menghangatkan tubuh dengan air jahe dan minum bersama-sama.

Tapi itu tak berlangsung lama..kami semua menggigil...dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan karena hari sudah gelap (kira-kira jam 18.00).

Dalam kegelapan dan hujan deras kami turun beramai-ramai..jalan sangat licin...banyak yang terpeleset, tapi mau gimana lagi..kami harus melanjut kan perjalanan.
Diantara rombongan Jakarta tadi ada yang tak sanggup melalukan perjalanan, jadi mereka memutuskan untuk nge camp ketika sampai di Sanghiyang Ropoh.

Kami tak ikut nge camp di sana..
Yang ada dalam pikiran saya...saya harus turun sampai ke Arban malam ini...harus !! ga ada kata istirahat !
Akhir nya dalam kegelapan..hujan deras, angin, petir, gludug, kabut dan jarak pandang hanya 2 meter walau sudah menggunakan headlamp...kami berjalan turun hanya berdua saja...dalam keadaan cuaca yang sangat buruk.

Dan sepanjang perjalanan benar-benar hanya ada kami berdua, sama sekali tidak kami temukan pendaki lain nya yang nanjak mau pun yang turun.

Dari awal perjalanan tak henti-hentinya saya membaca surat Al-Fatihah dan surat lain nya yang saya ingat...untuk menjaga saya dan suami dari hal-hal yang tak di ingin kan...apalagi saya lagi datang bulan.

Setiap hembusan nafas bermunculan asap-asap tebal dari hidung dan mulut saya saking dingin nya...dan asap-asap itu mengabur kan pandangan mata saya.

Seperti biasa..suami saya terus berkicau...hati-hati dar....awas licin dar...lewat sini dar...awas kanan dar ...dst...
Dan seperti biasa nya juga...dia yang berkicau dia yang jatuh terpeleset..kwkw.

Suasana saat itu sangat mencekam...namun saya tak takut sedikit pun, dalam keadaan terdesak seperti itu keberanian saya muncul seketika...bahkan saya tak takut ketika suami saya beberapa kali menjauh hilang dari pandangan saya..karena memang sejak awal perjalanan turun suami saya berjalan di depan mencari jalan dan saya di belakang nya menyoroti dengan headlamp.
Pada malam itu kami berjalan mengikuti air yang mengalir di jalan setapak..kemana air mengalir di situ lah kami berjalan...suasana sangat dramatis seperti di film-film horor.

Yang paling membingungkan ketika kami sampai di pos-pos atau shelter, karena di sana tempat lebih luas dan berdiri beberapa tenda sehingga jalan setapak menghilang dan kami harus benar-benar cermat mencari kembali jalan setapak untuk turun..celingak celinguk..jalan ke kanan ke kiri..mencari jalan setapak.

Sesampai nya di pos Pesanggrahan suami saya mengajak berhenti, istirahat sejenak untuk minum.
Berhenti nya benar-benar sejenak, dan minum pun benar-benar sejenak..karena saya langsung menggigil dan meminta suami saya segera melanjutkan perjalanan dan jangan pernah istrirahat lagi.

Dari situ jari-jari kaki saya mulai merasa sakit karena ujung-ujung jari selalu saya tekuk untuk   menahan licin nya trek.
Semakin lama semakin sakit rasa nya...kaki terus-terusan berpijak pada air yang mengalir deras sehingga membuat kuku-kuku kaki saya melunak rapuh dan rasa nya kuku seperti mau copot dari jari....tapi tak membuat saya ingin menghentikan langkah.
Benar-benar tak ada istirahat.. turun tiada henti, Al-Fatihah pun entah sudah berapa ratus/ribu kali saya baca dalam hati tanpa henti.

Sampai di Tanjakan Asoy saya mulai tak kuasa menahan sakit di kaki..belum lagi trek nya yang asoy sangat menyiksa....hanya doa dan doa yang menguatkan saya pada saat itu..karena kami benar-benar sedang berjalan di cuaca yang sangat buruk.

Tak ada letih sama sekali...yang ada menahan rasa sakit nya jari-jari kaki saya.
Setelah perjalanan nan panjang hujan-hujanan berteman gelap, kabut, petir, gludug...Sekitar jam 21.00 sampai lah kami pada suatu tempat dengan beberapa tenda berdiri di situ.
Dimana ini ??? saya memutar-mutar kepala mengarah kan headlamp pada suatu tulisan di pohon.
Yeyyyyyyyyy...ini pos Arban ! ini pos Arban dar ! Bahagia tak terkira nya menemukan tulisan Arban.
Lalu dimana tenda kami ???

Argggghhhhh ...putar-putar badan mencari keberadaan tenda kami...ternyata tenda kami tepat di depan mata...hahahaha.
Kami memang sempat pangling sesampai nya di Arban...yang tadi nya lahan penuh sesak dengan tenda, kini hanya ada beberapa tenda saja.

Kami langsung sigap menyimpan carrier di bawah pohon.
Kami tak mau tidur di lahan miring lagi ...jadi kami menggeser tenda ke lahan yang lebih datar dan layak huni !

Setelah itu....kami masuk dan langsung buka baju...balur kayu putih dan pakai baju...minum tolak angin, ber-sleepingbag ria, dan.....tetap saja menggigil...kwkw.
Saya kelaparan...tak mungkin masak mie instant apalagi masak nasi dalam keadaan seperti itu..jadi saya ngemil-ngemil abon saja malam itu.

Dalam lahan yang layak huni itu..tetap saja tidak nyaman...dingin nya minta ampun.
Dua sleeping bag yang kami bawa hanya berfungsi satu, karena yang satu nya terasa basah jika di pakai, padahal bukan basah...tapi saking dingin nya malam itu.

Suami saya menggigil parah...saya balur minyak kayu putih lagi dan menutup rapat-rapat tubuh nya dengan sleepingbag dan emergency blanket, sempat saya kerok setengah badan nya...namun awww awwww....nyiiittttttt...telunjuk saya terasa sakit dan perih.
Ternyata gelembung pecah di telunjuk kanan saya...jari saya sempat terkena api pada saat masak mie instant di Pesanggrahan 1 waktu nanjak tadi siang...sakit nya baru terasa di Arban.

Saya tak melanjutkan aksi mengerok suami karena perih nya jari telunjuk saya.
Kami memutus kan untuk tidur dengan tidak nyenyak nya..dan kali ini kami tidur tidak dalam posisi permanen, karena suami saya tidur di tengah-tengah tenda, saya tak tega menyuruh nya bergeser dalam keadaan menggigil.
Akhir nya saya terpaksa mengambil posisi tidur berlawanan arah dengan suami..kaki suami sejajar dengan kepala saya, kaki saya sejajar dengan kepala suami, dan nyempot (nyempil) di pinggiran tenda sampai mentok.

Entah jam berapa kami bangun pagi itu..saya terbangun karena jempol kaki tertindih suami..sakit bangeeeeuuuddd !

Baru pagi itu saya menyadari, ternyata jempol kiri mau copot dan bernanah, jempol kanan lebam biru-biru....sebagian jari bengkak dan memar, kulit-kulit nya pun keriput-keriput dekil...poko nya ga banget deh melihat penampakan jari saya.



Tiba-tiba dari arah luar tenda beberapa kali terdengar suara..punten..punten..
Selidik punya selidik ternyata itu suara Amin.....Alhamdulillah bisa ketemu Amin lagi, jadi headlamp nya bisa kami kembalikan.

Kami sempat kuatir tak bisa ketemu Amin...bagaimana nasib headlamp yang dipinjam kan pada kami jika tak bertemu Amin lagi ??
Dari pertemuan itu kami ngobrol lama dengan Amin...suami saya pun bertukar kontak dengan Amin.
Sebagai rasa terimakasih kami, Amin kami beri kan pisau survival milik saya yang masih baru dan belum saya pakai sama sekali selama pendakian.
Tenang aja bang Amin....ini bukan pisau yang buat mengorek-ngorek aksi menjijikan itu..masih fresh
dari toko nya...kwkwk.


Amin pun menawarkan kami madu dan nata de coco untuk di perjalanan...Amin tau aja perbekalan air kami tinggal setengah botol mineral ukuran sedang.. tengkyu again Amin.

Menjelang siang kami mulai berkemas, bersiap-siap untuk turun...
Sebelum berangkat kami bertemu dengan pendaki dari Jakarta yang tadi malam berteduh bareng di Goa Walet...lalu ngobrol-ngobrol sebentar.





Sekitar jam 13.00 kami mulai melakukan perjalanan turun.
Apa yang terjadi ??? isi carrier saya 2x lebih berat dari waktu kami nanjak, karena isi nya baju basah semua !
Dan..Astaghfirullah, luar biasa tersiksa nya karena tak bisa berjalan dengan jempol yang cedera, badan meriang, perut sakit..saya berjalan pincang, tak sanggup bersangga dengan satu trekking pole, saya meminta trekking pole suami, sehingga menggunakan dua trekking pole...namun tetap saja sakit dan pincang.

Baru beberapa menit melakukan perjalanan bagian dengkul belakang kanan terserang nyeri seperti keram, mungkin karena terlalu banyak bertumpu pada kaki kanan.

Kondisi saya saat itu sangat memprihatin kan...saya mulai depresi karena sulit berjalan di tambah jalan sangat licin, langkah saya lebih lelet daripada siput nan imut-imut, karena setiap langkah harus menahan sakit lutut belakang dan jempol, dan penuh seksama memperhatikan dimana tempat berpijak agar bisa menopang kaki.

Tapi saya tetap tak ingin menyerah..saya harus bisa ! saya harus kuat !!
Dan tak lupa saya menggerutu pada si sepatu hijau kebanggaan saya : liat aja lu nanti nyampe rumah gw jual !!! 😈

Si lelet siput nan imut-imut susah payah melangkah



Saat-saat seperti itu saya dan suami masih saja bercanda....ayo dar di foto dulu biar cemungud ! suami saya tiba-tiba sudah membidik dengan camera.

Dengan sangat teramat terpaksa dan menahan sakit saya ber pose untuk di foto..menyuguh kan senyum termanis yang "MENGENASKAN" untuk suami, paling ga agar dia tidak terlalu kuatir dengan keadaan saya.

 Cisssssssss !! senyum manis mengenaskan !

Lalu bagaimana dengan nasib suami saya ???
Gembal gembol kresek sampah selama pendakian yang harus kami bawa turun ke pos pendakian, membuat nya agak tak seimbang menahan beban sehingga beberapa kali terpeleset.

Mau gimana lagi ?? itu kresek hanya bisa di simpan di situ, ga ada celah lagi di carrier nya.
Tapi kresek itu menjadi hiburan kami, setiap melihat gembolan kresek sampah bergerak-gerak kami anggap seperti tempat menampung BAB kuda..hahaha.

Abaikan carrier nya, perhatikan kresek putih yang gembal gembol..kwkw

Pada suatu trek yang licin saya benar-benar di titik kesakitan yang luar biasa, saya terjatuh bebas dengan dramatis nya...gedebugggg !!! mantaaaaabbbbzzzz rasanya...maknyuzzzzz derita nya !!

Suami menolong saya bangun, menyemangati dan menanyakan keadaan saya..cemunguuuddd eaaaa ! arrrgghhh cemungud cemungud...sakit tau !

Itu lah titik keputus asaan saya...whuaaaaaa....ingin menangis rasa nya, saya sudah tak ingin berdiri, saya diam terpaku duduk membisu penuh derita...merenungi nasib..uhukkk uhukkk.

Lalu mengumpulkan kekuatan, dan terus berdoa.
Menyerah ??? kaga ada kata menyerah dalam hidup saya !

Trek tempat saya terjatuh bebas....Kaciaaannnn deh gw !
(wajah penuh nelangsa merana menderita)

Dalam keterpakuan nan panjang...tiba-tiba lewat segerombolan pendaki yang kami kenal..ayo teh semangat !!! teriak mereka.
Munculah seorang penyemangat berjalan cepat tanpa memakai sepatu alias telanjang kaki...semangat teh ! semangat !
Ahaaaaaa....melihat orang itu muncul ide cemerlang..tuink..tuink...tiba-tiba kecerdasan saya muncul..kwkw.

Saya bicara pada suami,
Saya : Dar....gimana kalo ga usah pake sepatu kaya orang tadi ?
Suami : Nanti kaki nya sakit dar..banyak duri, batu..licin lagi jalan nya.
Saya : Pake kaos kaki dar..di coba dulu, nanti kalo sakit di pake lagi sepatu nya.
Suami : iya sok di coba dulu.

Sakit nya memang tak berkurang, namun terasa enteng tanpa sepatu..tapiiiiiiiii carrier semakin berat saja membawa beban sepatu yang basah dan penuh lumpur...bodo amat yang penting si gw ini jalan nya kaga seperti siput lagi, paling ga seperti kura-kura gitu lohhhh !! lumayan lah daripada lumanyun.


Hanya ber kaos kaki nan menawan orange stabilo....Tanpa sepatuuuuuuuuu !!!





Jalan becek, lumpur, batu, akar, licin saya injak dengan syahdu nya....Dan kaos kaki nan indah orange stabilo pun berubah warna jadi budug !! blutek !! bluwek !!

Beberapa pendaki mengkuatir kan kondisi saya yang tidak memakai sepatu...tapi kami meyakinkan mereka bahwa ini lebih baik daripada saya pakai sepatu.
Malah ada seorang pendaki menawarkan sepatu sandal nya untuk di pakai saya..tapi kami tolak secara halus... (padahal lumayan juga sepatu sendal nya ber merk mahal, bisa gw jual nanti..😂😂)
Ahhhhh...Forgeted !! Rasa-rasa nya melihat sepatu dalam bentuk apa pun jadi trauma deh eikeh ! bwewewewew.

Menjelang sore, beberapa menit sebelum kami sampai ke Cigowong..hujannnn !!! kami mempercepat langkah...dan kami sampai di pos Cigowong..YES !!!
Suami langsung menuju warung, dan saya langsung menuju wc umum untuk mengisi air di botol mineral dan bersih-bersih.

Gimana waktu bersih-bersih di wc umum ??? masalah nya adalah...saya bersih-bersih ganti pembalut...aduh serem banget bo ! sumpah serem !
Gelap gulita, sendirian dan hujan pula....walau bebekal senter rasa nya sungil banget di dalam wc itu.....hiyyyyyyyy.
Setelah selesai saya langsung ngacir menyusul suami di warung.

Pos Cigowong


Ternyata orang-orang di warung memberi kabar kalau tadi pagi a Oman datang ke Cigowong menanyakan keberadaan kami...setiap pendaki yang turun ditanya satu-satu...dimana kami berada ?
Dan tentu nya mendapat jawaban yang berbeda-beda dari para pendaki.
Ya Allah..sebegitu kuatir nya a Oman pada kami sampai rela nanjak sendirian ke Cigowong nan jauh ini.

Kami istirahat agak lama di Cigowong karena hujan lebat, karena di warung cuma ada gorengan, jadi kami terpaksa membuat sendiri mie instant, dan kopi susu serta coklat susu campur jahe.



Sekitar 17.00 kami ingin melanjutkan perjalanan, namun segerombolan pendaki-pendaki muda dari Jakarta yang duduk-duduk dan ngobrol bareng mengajak kami untuk turun bersama setelah maghrib..kami meng iya kan keinginan mereka.
Ternyata..pilihan ini di putus kan agar jangan sampai ketika maghrib kami berada di Kali Mati.. kawasan Cigowong ini kata nya sih agak-agak angker gimanaaaa gitchuuuu.

Walau masih hujan..selepas maghrib kami tetap memutus kan untuk pergi.
Setengah gerombolan itu pergi duluan, karena tiba-tiba ada yang kebelet ingin ke wc.
Kami ikut kloter selanjut nya..menunggu sang kebelet datang kembali dari wc dan langsung berangkat bersama dalam gelap dan hujan..ber enam.
Saya mulai merasa lancar berjalan, tetap menggunakan kaos kaki saja.....malah saking lancar nya nyruntul kaga bisa nge rem.. haha.

Mereka begitu perhatian pada kami..selalu menunggu dan menyenteri kami jika tertinggal..padahal bukan nya kami tertinggal, tapi sepasang kekasih dari rombongan ini jalan nya lelet bergandeng tangan terus di depan kami..haduhhhhhh.
Jalan sih gandengan, tapi jatuh terpeleset melulu ini pasangan...hihi.
Dan salah satu dari mereka tak henti-henti nya berteriak di depan untuk saya..semangat teh !! semangat teh !! semangat teh !!

Dalam perjalanan ini kami ber enam banyak terpeleset jatuh karena hujan trek licin...sudah tak ada kata putus asa buat saya..dan tak mengurangi semangat kami ber enam...karena lampu-lampu kota di kejauhan sudah mulai terlihat.
Jam 19.30 kami sampai di simpang Ipukan...kami berpamitan pada ke empat orang pendaki dari Jakarta, karena kami pulang lewat jalur Ipukan, sudah janji ketemu dengan a Oman di warung.

Sampai di warung jam 19.45 namun warung sudah tutup.
Di pintu warung tertulis tulisan a Oman...telepon saja saya ada di rumah.
Kami segera mengabari a Oman..tak lama kemudian dia datang dengan keponakan nya, membawa dua motor, motor kami dan motor nya.
A Oman memaksa kami tidur di rumah nya, awal nya kami tidak mau, karena tak ingin merepotkan...kami ingin tidur di warung a Oman saja..namun karena di paksa akhir nya kami mau juga.

Disana kami benar-benar di jamu...kaki saya langsung di rendam air hangat oleh teh Ririn(istri a Oman), tak lupa pula di suguh kan teh hangat dan kue-kue.
Kami juga di buat kan air panas untuk mandi...setelah mandi kami di jamu makan malam.
Menu sederhana..tapi nikmat luar biasa.

Di rumah ini ada istri, anak, abah dan emak (mertua) nya a Oman....mereka sungguh luar biasa baik nya :)





Di sini lah cerita kami dan a Oman di mulai ..ngalor ngidul sampe tengah malam..
A Oman menunggu kami hingga siang di Cigowong, membawakan perbekalan karena kuatir kami kehabisan perbekalan...
Dan akhir nya kembali ke Palutungan, menunggu di depan rumah nya dan menanyakan keberadaan kami pada semua pendaki yang lewat.
Ternyata berbagai info pun di dapat a Oman dari para pendaki saat mencari kami..

*Yang suami istri kemaren siang masih nanjak kang !

*Oh si bapa sama ibu itu tadi siang masih nge camp di Arban...(aduhhh kenapa siang masih di Arban? pikir a Oman, mau jam berapa sampai Palutungan ?)
 
Yang paling parah dan membuat a Oman semakin kuatir adalah info :

*Ohh..bapa sama ibu itu mah mau lintas..turun nya via Linggarjati !!
(Gubrakkkkk !!! aduuuhhhhhh...ngapain sih pake lintas Linggarjati cuaca lagi seperti ini ?? a Oman semakin resah)
Sehingga akhir nya a Oman mendatangi pos jalur pendakian Palutungan dan meminta mereka menghubungi pos jalur pendakian Linggarjati untuk menanyakan keberadaan kami...dan hasil nya nihil...sampe sebegitu nya a Oman.

Selidik punya selidik...sang pendaki memberi info seperti itu karena kami membawa carrier ke puncak, mereka pikir kami akan lintas Linggarjati.

Info terakhir yang di dapat dari para teman a Oman yang pulang dari Cigowong dan para pendaki :

* Tadi sore ada di Cigowong kang !

* Si akang sama teteh itu saya pergi masih di Cigowong.

*Dst

a Oman semakin kuatir...kok masih di Cigowong juga..kapan sampai nya ??
(Nih..udah nyampe a !...kwkkw)

Di rumah a Oman kami di beri kamar yang nyaman, tapi dingin nya luar biasa..selimut tebal pun tak sanggup menghangat kan kami..tapi akhir nya kami bisa tidur juga.

Pagi-pagi kami bangun sudah di suguh kan segala macam...kopi susu, coklat susu, bolu, surabi, makanan-makanan kecil dan nasi berikut lauk pauk.
Tapi bukan ingin menolak rejeki..perut kami sedang tidak benar saat itu sehingga kami tidak makan, namun kami menikmati pagi dengan segelas kopi susu untuk suami saya dan coklat susu kesenangan saya.. keluarga ini sudah hafal minuman favorite kami.

Kediaman keluarga a Oman

Tak lama kemudian kami pamit pulang...
Kami di bekali oleh-oleh hasil kebun mereka...Alhamdulillah :)
Dan bayangkan lah..kami pulang menggunakan motor dengan 2 carrier, 1 daypack dan ditambah oleh-oleh hasil kebun.....gembolllll lagiiii....gembolllll lagiiii....hohoho

2 carrier & 1 daypack kami...&^%%$#@#$#%&

Oleh-oleh hasil kebun abah & emak


Walau pun perjalanan pulang di motor penuh siksaan gembolan...Alhamdulillah kami sampai di rumah tanpa kurang satu apa pun.
Sampai rumah istirahat sebentar langsung kerja cari uang..hehe

Banyak hal yang dapat saya petik dari pendakian..inti nya selalu yakin, berdoa, sabar dan ikhlas.

Gunung Ciremai terkenal dengan kisah mistis nya yang menakut kan.
Saya pribadi tak menemukan hal-hal aneh yang ber bau mistis yang selalu di cerita kan, di takut kan dan di alami pendaki-pendaki di Gunung Ciremai.
Banyak-banyak permisi dan berdoa, jangan sombong dan bicara sembarangan di gunung..InsyaAllah pulang selamat seperti saya :)

Walau pun seberapa sulit nya keadaan pada saat itu...namun tak ada amarah antara saya dan suami...(biasa nya jika sedang datang bulan saya suka sensi..tapi tidak saya alami pada saat pendakian), kami saling menyemangati dan solid.

Yang terpenting adalah...tak ada pamrih disana...para pendaki yang tak saling mengenal bisa melebihi saudara sendiri...saling bantu, saling memberi, saling menyemangati.

Apakah saya kapok mendaki ?? TENTU TIDAKKK !!
Walau dalam keadaan datang bulan dan diare, saya tidak kapok. Tapi saya tidak mau mendaki dalam keadaan datang bulan dan diare lagi..sengsara sakit perut nya dobel..hehe.
Saya ingin mendaki lagi..entah lewat jalur Ciremai yang mana ? entah gunung yang mana ?? saya masih ingin mendaki lagi...semoga Allah masih memberi saya kesempatan :)

Saya hanya manusia biasa dengan segala kelemahan...menaklukan puncak bukan tujuan saya, namun diri sendiri lah yang ingin saya taklukan.
Sampai puncak bukan suatu kebanggaan bagi saya..namun saya bangga bisa menaklukan diri sendiri mencapai puncak.
Berhasil nya seorang pendaki bukan ketika mencapai puncak, tapi ketika bisa pulang dengan selamat.

Artikel lainnya (KLIK) :

Traveler (Mountain Climbing) :


Tours (Traveling, Camping, Hiking) :
⏩ Wisata Religi ke Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon

Kuliner :
⏩ Kuliner Bandung : Kedai MeHek, maknyus harga bersahabat !!


Info :
⏩ 6 Tips Aman Persiapan Mendaki untuk Pemula dan Bukan Pemula
⏩ Fenomena Pendaki Kertas di Puncak Gunung 
⏩ Kisah Mistis Saat Pendakian Gunung
⏩ In Memoriam, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa (Bpk. Arief Agustianto)






http://adventuresenja.blogspot.co.id/p/contact.html

http://adventuresenja.blogspot.co.id/p/about.html









Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel