Pendakian Gunung Semeru Via Ranu Pane
April 13, 2017
Edit
Pendakian gunung Semeru bisa dibilang adalah perjalanan perasaan, pembentukan jati diri dan petualangan hebat yang mungkin tidak akan kami lupakan. Banyak kenang-kenangan yang sampai sekarang masih tersimpan rapih di dalam memori pikiran, entah saat melihat kejaiban Ranu Kumbolo, menyaksikan kemegahan Mahameru atau saat merasakan kehangatan persaudaraan di tengah-tengah dinginnya malam.
Khusus dalam postingan kali ini, saya akan berbagi kisah tentang pendakian gunung Semeru, ditambah tips mendaki Semeru dan beberapa peraturan gunung Semeru yang harus kamu ketahui sebelum mendaki ke sana.
Awal Pendakian Gunung Semeru
Setelah satu minggu disibukan oleh persiapan fisik, logistik dan mental. Akhirnya pada tanggal 13 Februari 2016, kami berangkat bersama dari Bandung, menggunakan kereta api dan turun di statsiun Baru Malang. Melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum ADL hingga terminal Arjosari, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan angkot warna putih sampai pasar Tumpang. Sesampainya di pasar Tumpang, kami melanjutkan perjalanan manuju Ranu Pane menggunakan truk engkel pengangkut sayuran dengan biaya Rp. 35.000 per orang.
Akhirnya kami sampai di garis start pendakian gunung Semeru, sebuah desa yang berada di ketinggian 2.200 mdpl, desa yang memiliki dua danau indah, yakni Ranu Regulo dan Ranu Pane. Udara di sini sudah mulai dingin, sesekali, saya menyilangkan kedua tangan supaya tubuh merasa lebih hangat.
Kami tidak menyia-nyiakan saat menemukan tempat nyaman untuk beristirahat, leader pun memutuskan untuk istirahat di basecamp Ranu Pane, sekaligus mengumpulkan tenaga untuk pendakian yang akan segera dilakukan dan mengecek kembali, peralatan mendaki di carrier masing-masing, takut-takut ada peralatan yang hilang di perjalanan atau peralatan yang sudah tidak berfungsi.
Info: di Ranu Pane, kamu masih bisa menemukan warung yang menjual berbagai makanan dan beberapa perlengkapan pendakian. Saat hendak mendaki gunung Semeru, kamu bisa melengkapi logistik di basecamp Ranu Pane. Selain itu, apabila kamu membawa tenda atau kamera, maka kamu harus membayar Rp 20.000 per tenda dan Rp 5.000 per kamera.
Tips: Jangan lupa membawa KTP atau kartu identitas lainnya untuk mengurus perijinan. Buat kamu yang bertempat tinggal di luar kota, lebih baik mengurus perijinan lewat booking online saja, mengingat bahwa batas pendaki gunung Semeru, hanya 500 orang per hari.
Ranu Pane Menuju Ranu Kumbolo, Surga di Gunung Semeru
Berpisah dengan Ranu Pane, kami berjalan di atas track yang masih landai, pemandangan di kanan dan kiri berupa hamparan ladang perkebunan milik warga. Menemukan jalan bercabang, kami memilih jalan sebelah kiri, karena bila kami mengambil jalur sebelah kanan, perjalanan akan berakhir di perkebunan milik masyarakat di sini.
Diwarnai dengan candaan ringan, kami berlima mengantri dan berbaris saat berjalan di atas jalur pendakian yang ditumbuhi alang-alang dan sesekali, harus dijegal oleh dahan pohon yang rubuh. Berselang 5 km perjalanan, kami sampai di Watu Rejeng.
Beristirahat sebentar, melepas kelelahan dan dahaga yang mampir di tenggorokan, pemandangan di sana cukup indah, berupa perbukitan yang banyak ditumbuhi pohon Pinus dan Cemara. Hijau dedaunan mampu memberikan kesegaran kepada mata.
Perjalanan harus terus berlanjut, jangan terlalu lama beristirahat, perjuangan masih jauh. Track masih terasa landai, pemandangan berubah menjadi semak belukar, lebih jauh, mungkin hutan belantara. Kurang lebih berjarak 4,5 km. Akhirnya kami sampai di Ranu Kumbolo, sebuah danau cantik, surga gunung Semeru.
Bagi saya sendiri, Ranu Kumbolo merupakan danau yang sangat mengagumkan, sebuah danau yang dikelilingi oleh pamandangan alam yang indah. Tempat paling ideal untuk beristirahat, bahkan mendirikan tenda. Pemandangan saat matahari terbit adalah hal yang ditunggu-tunggu di Ranu Kumbolo, bayangkan saja, kamu bisa melihat keindahan alam dan pantulan cahaya matahari, membuat danau ini bagaikan lantai yang bersinar.
Baca juga: 9 jalur pendakian paling ekstrim di Indonesia
Info: Pada dasarnya, ada dua jalur yang bisa mengantarkan kita menuju Ranu Kumbolo, yakni jalur Ranu Pane dan jalur Ayek-Ayek. Namun jalur paling favorit adalah jalur Ranu Pane, sebab, tracknya landai. Sedangkan jalur Ayek-Ayek dikenal memiliki track yang terjal.
Tips: Sebelum meninggalkan Ranu Kumbolo, usahakan untuk mengisi setiap botol minuman yang kamu punya. Sebab, di atas sana, tidak ada lagi sumber air yang bisa ditemui. Adapun di Hutan Mati nanti, jarak sumber air cukup jauh.
Ranu Kumbolo - Hutan Kalimati, Sebuah Hamparan Luas di Tepi Hutan Cemara
Selepas menikmati Ranu Kumbol dan setiap keindahan di dalamnya, kami dihadapkan dengan sebuah tanjakan yang sangat terkenal di kalangan para pendaki. Tanjakan itu bernama 'Tanjakan Cinta'. Tracknya tidak terlalu terjal, namun jaraknya yang panjang, tanjakan itu berhasil membuat saya terengah-engah.
Ada sebuah mitos yang membuat tanjakan ini begitu istimewa. Mitos itu mengatakan, siapa saja yang berhasil melewati tanjakan cinta tanpa sedikit pun menoleh ke belakang, maka impian dalam percintaannya akan terkabulkan.
Selepas dihajar oleh tanjakan cinta dan berada di atas bukit, kami melihat padang rumput yang luas dan sangat indah. Namanya Oro-oro Ombo, sebuah padang yang dihiasi oleh bermacam bunga dan rerumputan yang dikelilingi oleh bukit-bukit yang berdiri gagah. Pada musim semi, bunga-bunga itu akan mekar dan berwarna ungu, memperlihatkan kecantikannya.
Setelah berjalan melewati padang Oro-oro Ombo, kami pun tiba di Cemoro Kandang, perjalanan mulai menanjak dan pemandangan di kiri kanan berupa barisan pohon-pohon Cemara. Selepas Cemoro Kandang, kami pun keluar dari rimbunnya hutan Cemara dan sampai di Jambang, sebuah padang luas. Di sini, Puncak Mahameru sudah mulai menampakan kegagahannya. Lewati Cemoro Kandang dan kami sampai di Hutan Kalimati.
Info: Jarak antara Ranu Kumbolo sampai ke Kalimati menghabiskan waktu sekitar 3 jam lebih. Saat di Kalimati, kamu bisa menemukan sumber air yang letaknya cukup jauh, mungkin menghabiskan waktu perjalanan 1 jam.
Pos Kalimati sendiri adalah sebuah lahan datar di ketinggian 2.700 mdpl, ditumbuhi rerumputan dan pemandangan di sini berupa hutan Cemara.
Sebetulnya, jalur pendakian berakhir di pos Kalimati itu sendiri, namun apabila kamu tetap ingin melanjutkan perjalanan ke puncak Mahameru, pihak pengelola TNBTS (taman nasional bromo tengger semeru) tidak akan bertanggung jawab kepada bencana apapun yang kamu alami di jalur pendakian puncak Mahameru.
Tips: Beristirahatlah di Kalimati, sebelum melanjutkan pendakian ke Puncak Mahameru, mendirikan tenda, beristirahat untuk menyiapkan tenaga, tidur dan pada malam hari, sekitar jam 12 atau jam 1 pagi, perjalanan menuju puncak Mahameru untuk berburu keindahan sunrise baru dilakukan.
Pos Kalimati - Puncak Mahameru, Puncak Para Dewa
Sebetulnya pendakian yang kami lakukan hanya sampai pos Kalimati. Tapi, kenapa saya menulisnya sampai puncak Mahameru?, karena ada info dan tips yang hendak saya sampaikan saat kamu mendaki sampai puncak Mahameru. Langsung di bawah sini.
Info: Saat kamu melakukan summit atack ke Mahameru, perjuangan baru akan dimulai, track berupa pasir yang jika diinjak akan merosot, maju tiga langkah, merosot 2 langkah, ditambah dengan medan yang menanjak.
Tips: Jangan lupa berdo'a dan usahakan jangan membawa semua perlengkapan ke puncak Mahameru, carrier disimpan di tenda atau Pos Kalimati, hanya membawa barang-barang yang diperlukan, seperti air minum, makanan ringan dan track poll.
Puncak Mahameru
Mahameru berada pada ketinggian 3.676 mdpl, suhu udara di sana berkisar di angka 4 sampai 10 celsius. Di puncak Mahameru, apabila cuaca sedang cerah, kamu bisa melihat pemandangan jajaran gunung, diantaranya, gunung Argopuro, Bromo, Welirang, Arjuno, Raung dan kawah Jonggring.
Tips: Sebelum jam sembilan pagi, kamu harus bergegas untuk turun dari Mameru, pasalnya pada bagian selatan di Mahameru, sering berhembus gas beracun yang disemburkan oleh Kawah Jonggring yang berada di sebelah selatan puncak Mahameru.
Info: Saat menuruni Mahameru, kamu pun harus waspada dan berhati-hati, jangan berlarian, karena rawan sekali tersesat ke arah kawasan Blank 75, sebuah kawasan yang memiliki jurang sedalam 75 meter.
Baca juga: info gunung semeru terbaru
Demikian adalah cerita pendakian gunung Semeru yang bisa saya kisahkan, berikut dengan info dan tips yang saya ketahui, bila kamu memiliki tambahan info atau tips lainnya saat mendaki Mahameru, jangan sungkan, tuliskan di kolom komentar.