Asal-Usul Gunung Ciremai, Kisah Pendakian Wali Songo
June 28, 2017
Edit
Gunung Ciremai, seolah tiada habisnya untuk dibahas, selain keindahan alamnya, fakta yang mengatakan Ciremai adalah gunung tertinggi di Jawa Barat, juga merupakan alasan tersendiri kenapa gunung ini selalu menarik untuk dibahas.
Sebelumnya, sudah ada beberapa tulisan di blog Basecamp Para Pendaki ini yang mengulas tentang gunung Ciremai. Mulai dari misteri gunung Ciremai, pendakian gunung Ciremai via Apuy dan Linggar Jati.
Pada tulisan kali ini, kita akan khusus membahas tentang asal-usul gunung Ciremai. Termasuk asal-muasal namanya dan legenda gunung Ciremai. Berikut di bawah ini.
Asal-Usul Gunung Ciremai, Pendakian Wali Songo
Asal-Usul Nama Gunung Ciremai
Ada dua pendapat tentang asal muasal nama Ciremai. Ungkapan pertama mengatakan bahwa nama Ciremai diserap dari nama buah Cereme, yang memiliki rasa asam.
Pendapat ke-2 mengatakan bahwa nama Ciremai diambil dari kata 'Pencereman' yang berarti perundingan. Hal ini diambil dari kisah yang menceritakan bahwa dahulu, Ciremai pernah dijadikan tempat berunding oleh para wali di jaman penjajahan Belanda.
Legenda Gunung Ciremai
Sebagian besar ahli sejarah bersepakat bahwa dahulu, saat walisongo mengadakan perundingan di gunung Ciremai, mereka memakai jalur pendakian Linggar Jati dan dipandu oleh kakeknya Sunan Gunung Jati, yaitu Satria Kawirangan.
Berhubung dengan usianya yang sudah tidak muda dan jalur Linggar Jati yang dikenal paling terjal. Di tengah perjalanan, Satria Kawirangan merasa kelelahan, memutuskan untuk beristirahat dan mempersilakan rombongan walisongo untuk melanjutkan perjalanan mereka.
Sambil beristirahat, Satria Kawirangan duduk bersila di atas batu besar, dan dijaga oleh 4 pengawalnya. Sampai akhirnya rombongan walisongo datang menghampiri dan mengajaknya kembali turun. Namun, Satria Kawirangan tidak mau ikut turun karena malu, karena tidak kuat melakukan tugas untuk memandu rombongan walisongo.
Waktu berlalu sangat lama, Satria Kawirangan masih bersila, melakukan khalwat, di atas batu besar. Sehingga batu tempatnya duduk membekas dan membentuk daun waru. Saat ini, batu besar tersebut dikenal dengan sebutan batu lingga (batu persinggahan).
Kabarnya, karena banyak orang yang sering melakukan ritual dan menaruh sesajen di atas batu lingga. Pengelola dan masyarakat sekitar menjatuhkan batu tersebut ke bawah gunung.
Bila diperhatikan, ada hal unik dengan pohon-pohon yang berada di sekitar batu lingga. Pohon-pohon itu terlihat membungkuk ke arah batu tersebut. Konon, pohon-pohon tersebut merupakan pengawal sang Satria Kawirangan yang selalu membungkuk untuk menghormati keberadaan Satria Kawirangan.
Cerita kembali mundur, saat rombongan walisongo sampai di dekat puncak satu, bertepatan dengan masuknya waktu shalat ashar. Setelah shalat berjama'ah, mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Kenyataannya lauk pauk sudah habis, hanya tersedia nasi putih dan garam. Mereka pun hanya makan dengan nasi dan garam.
Sebab itulah kenapa puncak 2 Ciremai dinamakan puncak pengasinan. Meskipun makan dengan garam asin, yang penting makan, mengisi tenaga, untuk melanjutkan pendakian ke puncak Ciremai.
Sesampainya di puncak utama, para wali tersebut berdo'a, meminta petunjuk tentang cara menghormati orang yang sudah rela kelelahan dalam memandu pendakian mereka. Dengan kuasa Allah, setelah do'a selesai, seketika tanah yang mereka injak amblas ke bawah hingga sejajar dengan tempat duduk Satria Kawirangan di batu lingga. Hingga sekarang, tanah amblas tersebut kita kenal dengan sebutan 'kawah Ciremai'.
Banyak orang mengatakan dan sempat saya coba. Bila pemandangan dasar kawah terhalang oleh kabut, kumandangkanlah adzan, niscaya kawah akan meperlihatkan pemandangannya yang exotis dan mengagumkan. Ternyata berhasil.
Informasi Gunung Ciremai
Nama : Ciremai
Ketinggian : 3.078 mdpl
Status : Berapi tipe A
Alamat : Kab. Kuninga dan Kab. Majalengka, Jawa Barat
Jalur pendakian : Palutungan, Linggar Jati, Apuy dan Linggasana
Baca juga: 4 tingkatan status gunung berapi di Indonesia
Demikian adalah asal-usul gunung Ciremai yang bisa saya sampaikan. Semoga dapat menjawab rasa penasaranmu dan salam lestari.